Monday, 2 January 2017

MONUMEN BANDUNG LAUTAN API

Monumen adalah sebuah bangunan yang mempunyai makna sejarah yang mesti harus kita ingat sepanjang masa. Sehingga untuk mengingat hal tersebut biasanya di bangun sebuah monument, patung, dan lain-lain. Begitu juga dengan Monumen Bandung Lautan Api yang mempunyai arti sejarah untuk daerah Bandung. peristiwa yang harus kita hormati dan kita ambil hikmahnya supaya kita tidak ada hentinya untuk meneruskan perjuangan para pejuang yang telah gugur dalam peristiwa tersebut.
Monumen Bandung Lautan Api adalah sebuah monument yang telah membuktikan perjuangan para pejuang dalam memperahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari para penjajah yang telah merangkak masuk ke daerah Bandung. Peristiwa Bandung Lautan Api merupakan sebuah peristiwa pembumi hangusan daerah bandung dengan cara membakar bandung sehingga api yang berkobar seperti lautan sehingga disebut Bandung Lautan Api.
Monumen Bandung Lautan Api berada di Jln. Mohamad Toha, Kec. Astana Anyar Kota Bandung. Monumen tersebut didirikan dalam rangka untuk mengenang kejadian Bandung lautan api. Monumen tersebut terletak di kawasan Lapangan Tegallega Bandung. Monumen ini mempunyai ketinggian sekitar 45 meter dan mempunyai sisi sebanyak 9 bidang.
Sejarah Singkat Bandung Lautan Api
Awal mula kejadian Bandung lautan api adalah kejenuhan dari masyarakat dan pejuang yang berada di daerah Bandung karena tentara sekutu seenaknya masuk keluar daerah Bandung sehingga mengusik keamanan dan ketenangan pemuda dan para pejuang yang sedang berusaha merebut senjata-senjata dari tentara Jepang. Mengetahui hal tersebut maka tentara sekutu langsung menuntut para pemuda dan para pejuang untuk menyerahkan semua senjata yang telah direbutnya dari tentara Jepang. Dari sinilah awal mula terjadi peristiwa Bandung Lautan Api.
Pada tanggal 21 November 1945 tentara sekutu memberikan ultimatum untuk mengosongkan kota Bandung bagian utara paling lambat tanggal 29 November 1945 dengan alasan untuk menjaga keamanan daerah Bandung, dan hal tersebut membuat para pejuang menjadi geram atas ultimatum tersebut. Setelah mengeluarkan ultimatum tersebut tentara sekutu membatasi wilayah yang bukan hak mereka, dan para pejuang Indonesia tidak menuruti hal tersebut sehingga banyak insiden-insiden antara tentara sekutu dan pejuang Indonesia dan hal ini merupakan rangkaian pertempuran yang menuju kepada pertempuran yang sangat besar yaitu yang kita kenal Bandung Lautan Api.
Pada tanggal yang sama tentara sekutu menjatuhkan bom di kota Bandung tepatnya di daerah Cicadas kemudian pada tanggal 25 November 1945 masyarakat Bandung di landa banjir besar akibat dari meluapnya sungai Cikapundung dan menelan korban ratusan orang serta merusak tempat tinggal mereka. Kesempatan tersebut dimanfaatkan oleh pihak sekutu dengan menyerang warga yang sedang tertimpa musibah tersebut. Pada tanggal 5 Desember 1945 tentara sekutu juga kembali menjatuhkan bom dari pesawat tempur Inggris ke daerah Lengkong BesarPada tanggal 23 Maret 1946, tentara sekutu kembali mengeluarkan ultimatum kepada Tentara Republik Indonesia (TRI) untuk mengosongkan seluruh kota Bandung. pada saat itu pemerintah republik Indonesia memerintahkan kepada Mr. Amir Sjarifuddin sebagai menteri keamanan untuk mengosongkan kota Bandung dan setiba disana, Mr. Amir Sjarifuddin langsung memerintah Tentara Republik Indonesia (TRI) untuk mundur dan mengosongkan kota Bandung. dalam waktu yang sama juga Tentara Republik Indonesia juga mendapatkan perintah dari markas TRI yang berada di Jogjakarta untuk tidak meninggalkan kota Bandung. akhirnya dengan berat hati TRI mematuhi perintah dari Mr. Amir Sjarifuddin sebagai menteri keamanan pada saat itu.
Perjuangan TRI tidak pernah berhenti sampai disitu mereka memilih cara lain untuk mengalahkan musuh. Akhirnya pada tanggal 24 maret 1946 digelar musyawarah Majelis Persatuan Perjuangan Priangan (MP3) dan hasil musyawarah tersebut adalah untuk membumi hanguskan kota Bandung bagian selatan, yang di umumkan oleh kolonel Abdoel Haris Nasoetion sebagai panglima Divisis III/Priangan. Selain pengumuman pembumi hangusan kota Bandung, kolonel Abdoel Haris Nasoetion juga meminta semua rakyat untuk meninggalkan kota Bandung, dan terjadilah peristiwa Bandung Lautan Api.
Tentara Republik Indonesia (TRI) bersama rakyat bandung sengaja membakar kota Bandung yang mereka cintai. Bandung yang biasanya sejuk kini menjadi lautan api yang membumbung tinggi. Saat itu, listrik di kota Bandung mati dan kejadian ini berdampak buruk bagi warga Bandung.
Pertempuran sengit pun terjadi antara tentara sekutu dan Tentara Republik Indonesia. Tentara sekutu mendapatkan perlawanan yang sengit dari tentara Republik Indonesia. Pertempuran sengit itu terjadi di markas tentara sekutu yaitu di daerah Dayeuh Kolot, Bandung bagian selatan. Di markas tentara sekutu tersebut terdapat gudang mesiu yaitu gudang persenjataan tentara sekutu yang dikuasai oleh mereka. Maksud tentara republik Indonesia adalah ingin menghancurkan gudang persenjataan tentara sekutu tersebut.
Seiring dengan pertempuran tersebut di utus dua pemuda untuk meledakan gudang tersebut beliau adalah Muhammad Toha dan Muhammad Ramdan. Kedua pemuda pemberani ini berhasil meledakan gudang tersebut dengan geranat tangan, akan tetapi pemuda pemberani tersebut ikut terbakar bersama gudang tersebut.
Sekitar pukul 24.00 WIB semua warga telah meninggalkan kota termasuk semua pekerja pemerintahan. Akan tetapi, api tetap masih berkobar membakar semua area sehingga Bandung telah berubah menjadi lautan api. Kejadian Bandung Lautan Api tersebut diabadikan dalam sebuah lagu perjuangan yang dikarang oleh Ismail Marzuki yang berjudul Halo-Halo Bandung.
Untuk mengenang dan untuk menghormati peristiwa tersebut akhirnya didirikanlah sebuah Monumen yang dinamakan Monumen Bandung Lautan Api. Monumen ini berbentuk kobaran api sebagai gambaran betapa dahsyatnya peristiwa Bandung Lautan Api ini yang menghanguskan kota Bandung. Keterangan: Tempat Wisata Sejarah di Bandung.

===========   AYOOO  JELAJAH  INDONESIA  =========





No comments:

Post a Comment