Sunday, 8 January 2017

KAMPUNG DOMBA PANDEGLANG

Pengembangan “Kampoeng Ternak Domba” dimulai pada pertengahan tahun 2009, dan sampai dengan saat ini sudah berjalan sekitar 2 tahun. Dalam dekade 2 tahun tersebut telah terjadi perkembangan baik ditingkat kelompok maupun perkembangan pembangunan infrastruktur di lokasi, baberapa indikatir keberhasilan kampoeng ternak tersebut dapat ditunjukkan bahwa :

  1. Banyak investor yang melakukan sistem bagi hasil dengan peternak di lokasi baik dari Dinas, Institusi pemerintah melalui pengembangan di lokasi, maupun pihak swasta sehingga dapat sebagai modal usaha bagi peternak dalam mengembangkan usaha trnak domba (bibit domba).
  2. Tingkat populasi domba meningkat pesat dari 310 ekor saat awal pengamatan sekarang telah meningkat menjadi 1.037 ekor yang hal tersebut belum ternasuk penjualan yang dilakukan oleh peternak selama 2 tahun berjalan. Demikian pula jumlah peternak pemelihara domba meningkat dari awal 23 KK mandadi 76 KK, sekaligus diikuti peningkatan skala usaha yang awalnya 2 ekor induk/KK, sekarang telah mencapai 4 ekor induk/KK, yang target tersebut akan dicapai sesuaia target secara bertahap. )(model 8 induk, 1 pejantan).
Dengan introduksi domba komposit, yang awalnya peternak mengharapkan domba bertanduk sebagai persiapan Lebaran haji (periodik), secara berangsur-angsur memilih domba komposit dengan alasan cepat besar dan memikiki nilai jual 2 kali lipat dibanding domba lokal yang dipelihara sebelumnya, sehingga dinyatakan lebih menguntungkan.
  1. Kelemebagaan kelompok semakin berkembang dan kompak yang sekarang telah memiliki kandang kelompok hasil himpunan uang kelompok, yang direlokasi pada suatu kawasan/tempat (beli lahan) sehingga aspek sanitasi lingkungan semakin bagus (kandang dekat rumah) mulai berkurang. Pembangunan kandang kelompok sudah terdistribusi di 4 lokasi sebagai langkah antisipasi rendahnya sanitasi lingkungan.
  2. Ditinjau dari aspek konservasi kawasan hutan, awalnya banyak masyarakat yang mengambil kayu di hutan untuk dijual. Dilaporkan saat ini kasus tersebut telah berkurang karena kesibukan masyarakat dalam usahaternak domba, disamping faktor ekonomi yang telah berangsur terpenuhi dari usaha integrasi domba-sayuran, dengan pemanfaatan komdos kotoran domba sebagai pupuk tanaman hortikultura.
  3. Kondisi infrastruktur jalan Desa sudah dibagun dengan pengaspalan dan pengecoran yang hal tersebut karena keberhasilan dalam pemberdayaan masyarakat yang mengarah pada masyarakat mandiri. beber4apa kunjungan deri berbagi pihak, DPRD Kabupaten, Provinsi, Wakit Menteri Pertanian, LSM PUM (Belanda), dan perngalokasian bantuan program lainnya (PUAP), PNPN Mandiri, serta rencana program kedepan yakni sebagai kawasan pariwisata “Agro-wisata” oleh pemerintah daerah.
  4. Langkah kedepan diharapkan dengan peningkatan populasi domba yang berkembang, akan tejawab “MIMPI” para paternak yakni model integrasi yang tefokus pada kawanan kandang kelompok, dengan skaka 8 induk 1 pejantan, yang terrkonsentrasi dalam satu kawasan tertentu. Kompos bermanfaat digunakan sebagai pupuk tanaman sayuran dan tercipta “Sayuran Organik Juhut” yang memiliki nilai jual tinggi dan mampi bersaing sebagai ajang usaha agribisnis pedesaan, Konsep akhir akan tercapai apabila telah terjadi model integrasi penuh, antara domba-sayuran yang berwawasan lingkungan, terdapat industri kompos yang merupakan penghasilan baru dari model integrasi (Gambar 5). Model integrasi tersebut termasuk pengembangan biogas sebagai ajang pembelajaran inovasi pengembangan biogas kotoran kambing dengan teknologi dekomposer .
  • Rekomendasi Tindak Lanjut Jangka Waktu Kedepan
  1. Pada saat sekarang ini proram “Kampoeng Ternak Domba” telah menunjukkan tingkat keberhasilan yang cukup bagus. Hal tersebut dibuktkan bahwa pihak Bank Indonesia (BI) telah melakukan studi kelayakan usahaternak domba di Kelurahan Juhut. Hasil yang dilaporkan dan telah di paparkan di BAPPEDA Kabupaten Pendeglang diperoleh nilai Internal Rate Of Return (IRR) sebesar 34 peren, yang menunjukkan bahwa investasi yang ditanamkan dalam usahaternak tersebut masih layak pada tingkat bunga Bank 34 persen. Bunga bank saat ini hanya mencapai 12 persen. Maka dari itu replikasi kampoeng ternak dengan kucuran kredit BI, dengan rekomendasi Dinas Peternakan sebagai avalist sangat memungkinkan dalam program pengembangan wilayah pda sub-sektor peternakan domba.
Dalam mendukung kegiatan Uji Multi Lokasi sekaligus pengembangan Kampoeng Ternak domba, pihak peneliti Balitnak berencana melakukan program “Sinkronisasi Berahi” pada induk domba yang belum bunting. Dilaporkan ada 82 ekor dalam 1 kelompok. Dengan sinkronisasi dan perkawinan alam secara kelompok maka  pada Bulan September akan terjadi kelahiran serentak. Apabila jumah anak sekelahiran (Litter Size) sebesar 1,5 ekor maka akan terdapat anak secara serentak mancapai 120 ekor, yang pada saat itu kondisi hijauan berlimpah sehingga mortalitas akan dapat ditekan. Kondisi demikian dapat dimanfaatkan sebagai ajang (Ivent)  program “Panen Cempe Komposit” di kampoeng ternak Juhut, dengan mengundang Bupati kepala daerah Pandeglang, Gubernur Banten dan bahkan Menteri Pertanian dan lainnya. Hal demikian mampu mengangkat citra kabupaten Pandeglang dalam mendukung keberhasilan pengembangan peternakan khususnya usahaternak domba.

TAHUN 2008 tempat ini sangat penting buat kami PRAMUKA INTERNASIONAL TAHUN 2008

===================   AYOOO  JELAJAH  INDONESIA  =======













No comments:

Post a Comment