Pengembangan
“Kampoeng Ternak Domba” dimulai pada pertengahan tahun 2009, dan sampai dengan
saat ini sudah berjalan sekitar 2 tahun. Dalam dekade 2 tahun tersebut telah
terjadi perkembangan baik ditingkat kelompok maupun perkembangan pembangunan
infrastruktur di lokasi, baberapa indikatir keberhasilan kampoeng ternak
tersebut dapat ditunjukkan bahwa :
- Banyak investor yang melakukan
sistem bagi hasil dengan peternak di lokasi baik dari Dinas, Institusi
pemerintah melalui pengembangan di lokasi, maupun pihak swasta sehingga
dapat sebagai modal usaha bagi peternak dalam mengembangkan usaha trnak
domba (bibit domba).
- Tingkat populasi domba meningkat pesat dari 310 ekor saat awal pengamatan sekarang telah meningkat menjadi 1.037 ekor yang hal tersebut belum ternasuk penjualan yang dilakukan oleh peternak selama 2 tahun berjalan. Demikian pula jumlah peternak pemelihara domba meningkat dari awal 23 KK mandadi 76 KK, sekaligus diikuti peningkatan skala usaha yang awalnya 2 ekor induk/KK, sekarang telah mencapai 4 ekor induk/KK, yang target tersebut akan dicapai sesuaia target secara bertahap. )(model 8 induk, 1 pejantan).
Dengan introduksi domba
komposit, yang awalnya peternak mengharapkan domba bertanduk sebagai
persiapan Lebaran haji (periodik), secara berangsur-angsur memilih domba
komposit dengan alasan cepat besar dan memikiki nilai jual 2 kali lipat
dibanding domba lokal yang dipelihara sebelumnya, sehingga dinyatakan lebih
menguntungkan.
- Kelemebagaan kelompok semakin
berkembang dan kompak yang sekarang telah memiliki kandang kelompok hasil
himpunan uang kelompok, yang direlokasi pada suatu kawasan/tempat (beli
lahan) sehingga aspek sanitasi lingkungan semakin bagus (kandang dekat
rumah) mulai berkurang. Pembangunan kandang kelompok sudah terdistribusi
di 4 lokasi sebagai langkah antisipasi rendahnya sanitasi lingkungan.
- Ditinjau dari aspek konservasi
kawasan hutan, awalnya banyak masyarakat yang mengambil kayu di hutan
untuk dijual. Dilaporkan saat ini kasus tersebut telah berkurang karena
kesibukan masyarakat dalam usahaternak domba, disamping faktor ekonomi
yang telah berangsur terpenuhi dari usaha integrasi domba-sayuran, dengan
pemanfaatan komdos kotoran domba sebagai pupuk tanaman hortikultura.
- Kondisi infrastruktur jalan
Desa sudah dibagun dengan pengaspalan dan pengecoran yang hal tersebut
karena keberhasilan dalam pemberdayaan masyarakat yang mengarah pada
masyarakat mandiri. beber4apa kunjungan deri berbagi pihak, DPRD
Kabupaten, Provinsi, Wakit Menteri Pertanian, LSM PUM (Belanda), dan
perngalokasian bantuan program lainnya (PUAP), PNPN Mandiri, serta rencana
program kedepan yakni sebagai kawasan pariwisata “Agro-wisata” oleh
pemerintah daerah.
- Langkah kedepan diharapkan
dengan peningkatan populasi domba yang berkembang, akan tejawab “MIMPI”
para paternak yakni model integrasi yang tefokus pada kawanan kandang
kelompok, dengan skaka 8 induk 1 pejantan, yang terrkonsentrasi dalam satu
kawasan tertentu. Kompos bermanfaat digunakan sebagai pupuk tanaman
sayuran dan tercipta “Sayuran Organik Juhut” yang memiliki nilai jual
tinggi dan mampi bersaing sebagai ajang usaha agribisnis pedesaan, Konsep
akhir akan tercapai apabila telah terjadi model integrasi penuh, antara
domba-sayuran yang berwawasan lingkungan, terdapat industri kompos yang
merupakan penghasilan baru dari model integrasi (Gambar 5). Model
integrasi tersebut termasuk pengembangan biogas sebagai ajang pembelajaran
inovasi pengembangan biogas kotoran kambing dengan teknologi dekomposer .
- Rekomendasi Tindak Lanjut
Jangka Waktu Kedepan
- Pada saat sekarang ini proram
“Kampoeng Ternak Domba” telah menunjukkan tingkat keberhasilan yang cukup
bagus. Hal tersebut dibuktkan bahwa pihak Bank Indonesia (BI) telah
melakukan studi kelayakan usahaternak domba di Kelurahan Juhut. Hasil yang
dilaporkan dan telah di paparkan di BAPPEDA Kabupaten Pendeglang diperoleh
nilai Internal Rate Of Return (IRR) sebesar 34 peren, yang
menunjukkan bahwa investasi yang ditanamkan dalam usahaternak tersebut
masih layak pada tingkat bunga Bank 34 persen. Bunga bank saat ini hanya
mencapai 12 persen. Maka dari itu replikasi kampoeng ternak dengan kucuran
kredit BI, dengan rekomendasi Dinas Peternakan sebagai avalist sangat
memungkinkan dalam program pengembangan wilayah pda sub-sektor peternakan
domba.
Dalam mendukung kegiatan Uji
Multi Lokasi sekaligus pengembangan Kampoeng Ternak domba, pihak peneliti
Balitnak berencana melakukan program “Sinkronisasi Berahi” pada induk
domba yang belum bunting. Dilaporkan ada 82 ekor dalam 1 kelompok. Dengan
sinkronisasi dan perkawinan alam secara kelompok maka pada Bulan
September akan terjadi kelahiran serentak. Apabila jumah anak sekelahiran
(Litter Size) sebesar 1,5 ekor maka akan terdapat anak secara
serentak mancapai 120 ekor, yang pada saat itu kondisi hijauan berlimpah
sehingga mortalitas akan dapat ditekan. Kondisi demikian dapat
dimanfaatkan sebagai ajang (Ivent) program “Panen Cempe Komposit”
di kampoeng ternak Juhut, dengan mengundang Bupati kepala daerah
Pandeglang, Gubernur Banten dan bahkan Menteri Pertanian dan lainnya. Hal
demikian mampu mengangkat citra kabupaten Pandeglang dalam mendukung
keberhasilan pengembangan peternakan khususnya usahaternak domba.
TAHUN 2008
tempat ini sangat penting buat kami PRAMUKA INTERNASIONAL TAHUN 2008
=================== AYOOO JELAJAH INDONESIA =======
No comments:
Post a Comment