Wednesday, 21 December 2016

TAMAN HUTAN RAYA DAGO



 Berkunjung ke Taman Hutan Raya Djuanda seolah kita dapat berwisata alam dan sejarah dalam satu tempat yang sama. Tempat ini teretak tidak jauh dari kota Bandung tepatnya di daerah Dago atas, dan sudah dilengkapi oleh sarana yang cukup lengkap.
Taman Hutan Raya Djuanda atau lebih dikenal oleh masyarakat setempat sebagai Dago Pakar adalah sebuah hutan kota yang berjarak sekitar 3 Km dari terminal Dago. Tahura Djuanda berada di ketinggian 800 sampai 1350 M di atas permukaan laut, apabila anda ingin merasakan keheningan dan kesejukan udara sambil melihat beberapa peninggalan masa penjajahan Belanda dan Jepang di sinilah tempatnya.

Tahura Djuanda menyimpan beraneka macam tumbuhan, diantaranya ialah pohon Pinus (Pinus merkusii), Kaliandra (Calliandra callothyrsus), Bambu (Bambusa sp.) dan berbagai jenis tumbuhan bawah seperti tumbuhan Teklan (Euphatorium sp.), kayu Manis dan lain sebagainya. Selain itu terdapat berbagai jenis binatang yang tinggal di dalamnya antara lain Musang (Paradoxurus herma paproditus), Tupai (Callosciurus notatus), Kera (Macaca insularis) serta berbagai jenis burung seperti Kepondang (Oriolus chinensis), Kutilang (Pycnontus caferaurigaster), Ayam hutan (Gallus gallus bankiva) dan beberapa spesies lainnya.

Beberapa kegiatan yang dapat anda lakukan di dalam area Tahura antara lain:
-. Mengunjungi Gua Belanda
-. Mengunjungi Gua Jepang
-. Bandung Purba
-. Berjalan kaki menembus hutan menuju Maribaya
Gua Belanda
Belanda membuat terowongan ini untuk keperluan saluran air bagi pembangkit listrik tenaga air pertama di Indonesia yaitu PLTA Bengkok. Namun pada perkembangannya, air untuk pembangkit listrik kemudian disalurkan menggunakan pipa-pipa besar, sedangkan terowongan yang membelah bukit tersebut digunakan untuk kepentingan militer khususnya sebagai pusat telekomunikasi. 


Selanjutnya terowongan-terowongan tersebut ditambah sehingga di dalamnya terdapat ruangan-ruangan lain termasuk penjara dan tempat interogasi. 



Gua Jepang
Setelah Jepang masuk ke Indonesia, tentara Jepang kemudian mengambil alih tempat ini dan membangun gua lainnya sebagai basis pertahanan mereka tidak jauh dari gua Belanda. Jepang menggunakan tenaga kerja paksa sehingga konon tidak sedikit korban yang berjatuhan selama pembuatan gua ini. Saat Jepang menyerah terhadap tentara sekutu, tempat ini adalah pertahanan terakhir bagi tentara Jepang yang ada di Bandung. Setelah Jepang meninggalkan Indonesia, gua inipun terlantar, tertutup oleh semak belukar dan hutan. Sampai kemudian ditemukan kembali pada sekitar tahun 1965, konon pada waktu itu masih banyak ditemukan sisa-sisa peninggalan tentara Jepang seperti senjata dan amunisi di dalamnya.

Kondisi gua Belanda terlihat jauh lebih baik dari gua Jepang, selain memang gua Belanda sudah beberapakali direnofasi, kondisi gua ini memang berbeda, gua Jepang sepertinya belum 100% selesai pengerjaannya, sehingga masih ditemukan terowongan-terowongan yang terlihat setengah jalan. Kondisi gua Jepang juga dibiarkan seperti aslinya, beberpa kelelawar terlihat tinggal di langit-langit gua, sedangkan gua Belanda permukaannya sudah dilapisi semen.

Bandung Purba
Selain peninggalan sejarah masa penjajahan, kawasan gua pakar juga terkenal sebagai situs peninggalan zaman pra sejarah yaitu Bandung purba. Ini terkait dengan danau purba Bandung dimana konon manusia purba sudah hidup di pinggiran Bandung sejak tempat ini masih berbentuk danau raksasa.



Sebagai bukti dari keberadaannya, di tempat ini banyak ditemukan artefak-artefak kuno yang sebagan diantaranya dapat anda lihat pada museum yang terdapat di dalam kawasan Tahura Djuanda.

Hiking ke Maribaya



Di hari libur, banyak orang yang datang ke THR Djuanda untuk berolah raga, yaitu melakukan hiking atau berjalan kaki melewati jalan setapak di dalam hutan sepanjang kurang lebih 4 Km menuju Maribaya. Selama perjalanan kita akan disuguhi jalan menanjak dan melewati hutan yang lebat serta sesekali melihat binatang liar seperti monyet, berbagai jenis burung dan serangga. Jalur ini Tahura ke Maribaya menyusuri arah aliran sungai Cikapundung, karenanya di beberapa titik kita dapat melihat air terjun, salah satunya ialah yang disebut sebagai Curug Koleang. Di ujung perjalanan kita akan disuguhi pemandangan air terjun Curug Omas dan taman Maribaya yang indah.

================= AYO  JELAJAH  INDONESIA ======================



No comments:

Post a Comment