Pulau Tunda dapat diakses dengan menggunakan perahu nelayan dari Dermaga
Karang Antu, dekat Petilasan Kerajaan Banten Lama. Jika dari Jakarta,
harus keluar di pintu tol Cilegon Timur, lalu mengambil arah ke wilayah
Keramat Watu, terus ke utara hingga ke tepi laut.
Dermaga Karang Antu, seperti halnya dermaga-dermaga rakyat di negri ini,
terlihat kotor dan semrawut. Perahu-perahu nelayan terangguk-angguk
diayun gelombang di perairannya yang keruh kecoklatan. Tak terlihat
adanya sisa kejayaan Pelabuhan Banten Lama yang menurut sejarah adalah
sebuah pelabuhan besar, andalan Kerajaan Banten Lama (dan Kerajaan
Sunda) yang bisa disejajarkan dengan Malaka dan Makassar. Tome Pires,
adalah penjelajah Portugis yang pernah menyebutkan tentang pelabuhan ini
pada tahun 1513. Pada awal abad ke-17 Masehi, Pelabuhan Banten
merupakan salah satu pusat perniagaan penting dalam jalur perniagaan
antar negara di Asia.
Kesultanan Banten sendiri didirikan oleh Maulana Hasanuddin (1527), kerajaan ini mengalami puncak kejayaan pada saat diperintah oleh anaknya, yaitu Maulana Yusuf. Kerajaan besar ini kemudian hancur akibat penjajahan VOC, kejayaan Pelabuhan Banten Lama pun turut redup, hingga kondisinya semengenaskan seperti sekarang. Nyaris hanya tinggal hantu, mungkin itu sebabnya pelabuhan ini sekarang dikenal pelabuhan Karang Antu :
Kalau mau mancing juga asyiiik......ayo jelajah Indonesia
No comments:
Post a Comment