Rumah Kelahiran Bung Hatta terletak di Jalan Soekarno-Hatta No.37,
Bukittinggi, Sumatera Barat. Rumah ini adalah tempat Bung Hatta
dilahirkan dan menghabiskan masa kecilnya sampi berusia 11 tahun. Bung
Hatta melanjutkan pendidikan menengahnya di Meer Uitgebred Lager Onderwijs (MULO) atau sekolah menengah di kota Padang.
Rumah yang didirikan sekitar tahun 1860-an dan menggunakan struktur kayu
ini terdiri dari bangunan utama, pavilion, lumbung padi, dapur dan
kandang kuda serta kolam ikan. Bangunan utama berfungsi untuk menerima
tamu, ruang makan keluarga, dan kamar ibu, paman, dan kakek Bung Hatta
sedangkan pavilion berfungsi sebagai kamar tidur Bung Hatta.
Rumah asli tempat Bung Hatta dilahirkan sudah runtuh di tahun 1960-an,
tetapi atas gagasan Ketua Yayasan Pendidikan Bung Hatta, maka rumah
tersebut dibangun ulang sebagai upaya mengenang dan memperoleh gambaran
masa kecil sang proklamator di kota Bukittinggi. Penelitian pembangunana
ulang dimulai dari bulan November 1994 dan dimulai pada tanggal 15
Januari 1995. Rumah ini diresmikan pada tanggal 12 Agustus 1995,
bertepatan dengan hari lahir Bung Hatta sekaligus dalam rangka merayakan
50 tahun Indonesia Merdeka
.
Rumah ini dibangun mengikuti bentuk aslinya yang dapat dilihat di memoir
Bung Hatta dan berbagai foto/dokumentasi milik keluarga Bung Hatta.
Sebagian besar perabotan di dalam rumah masih asli dari peninggalan masa
kecil Bung Hatta yang diperoleh dari keluarga dan kerabat beliau,
begitupun tata letak perabotan tersebut masih dipertahankan di tempat
asalnya.
Bung Hatta yang merupakan wakil presiden RI pertama juga merupakan
bagian dari delegasi Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda.
Bung Hatta adalah orang pertama yang menjabarkan politik luar negeri
yang bebas dan aktif, yang menjadi landasan polugri Indonesia sampai
saat ini.
Beliau dilahirkan pada tanggal 12 Agustus 1902 dari pasangan H. Muhammad
Djamil dan Saleha dan merupakan keturunan kedua dari Syech Adurrachman
yang dikenal pula sebagai Syech Batuhampar. Bung Hatta tinggal di rumah
ini dari tahun 1902-1913, waktu yang meskipun relatif singkat namun
memberikan kenangan mendalam dan pengaruh yang besar dalam pembentukan
karakter beliau. Disiplin kerja, ketepatan waktu, kesederhanaan dan
kasih sayang yang beliau lihat dan contoh dari kakeknya, H. Marah atau
Pak Gaek, bermula dari rumah ini. Pak Gaek yang merupakan kontraktor pos
partikelir bekerja dengan ketelitian, disiplin, organisasi yang baik,
dan tepat waktu dalam menyiapkan segala kebutuhan pengiriman memberikan
kesan yang berbekas di pikiran Bung Hatta.
Bung Hatta menimba pendidikan sekolah dasarnya di Europese Lageree School (ELS) Bukittinggi, melanjutkannya ke Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO), SMP 1 Padang saat ini, dan Prins Hendrik School
(PHS) di Batavia. Beliau melanjtukan pendidikan di Handels Hooge
School- sekolah dagang di Rotterdam, Belanda dari tahun 1921-1932.
Bung Hatta dikenal sebagai aktivis dan pejuang sejak masa sekolahnya,
dimana beliau bersama teman-temannya mendirikan Jong Sumateranen Bond
baik di Padang maupun Batavia, Perhimpunan Indonesia di Belanda, dan
Pendidikan Nasianal Indonesia (PNI Baru). Beliau mengalami masa
pembuangan di Digul, Bandaneira, dan Bangka.
Bung Hatta menjadi proklamator kemerdekaan RI bersama Soekarno, keduanya
menjadi presiden dan wakil presiden RI yang dalam masa kepemimpinannya
terjadi perundingan Linggadjati, Renville, Roem-Royen dan akhrinya Bung
Hatta mewakili RI dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag Belanda
di mana akhirnya Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia sebagai
negara yang merdeka dan berdaulat.
====== AYO JELAJAH INDONESIA =======
====== AYO JELAJAH INDONESIA =======
No comments:
Post a Comment