Friday, 16 December 2016

MENGENANG SUNAMI ACEH



Beberapa hari lagi  genap 12 tahun sudah peristiwa Tsunami terbesar sepanjang dekade ini terjadi. Hari itu, 26 desember 2004 saat mentari pagi belum begitu terik sinarnya, sebuah gempa bumi dahsyat mengguncang bumi Serambi Mekah Aceh. Gempa yang menurut United States Geological Survey berkekuatan 9,1 pada skala richter tersebut disusul tsunami dahsyat yang menenggelamkan daratan aceh selama beberapa saat. Tsunami tersebut tidak hanya menerjang Aceh saja, tetapi juga banyak negara mulai Thailand, Malaysia di Asia menyeberang samudra sampai di benua Afrika setelah terlebih dahulu melewati Srilanka, India dan Maladewa.



 


 Gempa dan Tsunami tersebut telah menewaskan ratusan ribu korban jiwa meninggal dan puluhan ribu yang hilang tak tentu rimbanya. Peristiwa itu begitu mencengangkan mata dunia Internasional. Dalam hitungan jam ucapan belasungkawa mengalir laksana tiada terhenti. Bukan hanya berhenti sampai disitu saja, sejumlah negara asing pun tergerak untuk mengirim bantuan dan tim relawan kemanusian di Aceh dan daerah terdampak bencana.
Armada angkatan laut Amerika ( Navy Seals ) sampai harus mengerahkan kapal angkatan perangnya yang juga bisa berfungsi sebagai rumah sakit terapung untuk membantu mengobati para korban yang mengalami cedera parah. Berbagai lembaga bantuan kemanusian baik dalam dan luar negeri berlomba memberikan bantuan kepada korban tsunami. Dari dalam negeri bantuan banyak yang disalurkan melalui PMI, MERC, Pundi Amal SCTV, Dompet Dhuafa Republika dan lain sebagainya. Sementara bantuan asing selain dikordinir oleh palang merah internasional juga melalui bulan sabit merah, perwakilan negara-negara sahabat dan juga pengiriman tenaga medis dan tentara untuk membantu membersihkan puing dan evakuasi korban.

No comments:

Post a Comment