Terlepas dari Kepercayaan agama, kami kesini hanya ingin berfoto
ria, karena saat bertanya di pintu masuk apakah kami boleh masuk dan foto –
foto, kami diijinkan dengan catatan menjaga ketertiban dan kesopanan serta
mengikuti aturan yang berlaku di lokasi itu, kami melihat dari kejauhan,
bangunan menjulang dengan arsitektur khas China bagai menyihir mata. Pagoda
setinggi 9 lantai membawa imajinasi ke film-film Sun Go Kong, kisah legenda
kera sakti dari China.
Vihara Ekayana yang terletak di Tomohon, Sulawesi Utara,
tersebut memang mudah ditemukan. Cukup ikuti saja pagoda yang menjulang
tersebut. Masuk ke dalam vihara, patung-patung Budha tampak berderet menyambut
Anda. Setiap patung memiliki makna dan filosofi tertentu.
Uniknya, Anda dapat menemukan patung Budha yang India. Patung
Bodhidharma tersebut mengambarkan Buddha dengan jenggot yang sebenarnya khas
India, bukan China. Setelah bertemu dengan deretan patung Budha, Anda akan
menemukan Pagoda Ekayana yang dipakai untuk tempat bersembahyang.
Beranjak dari pagoda, Anda bisa masuk ke dalam Istana Kwam Im.
Jangan lupa untuk melepaskan sepatu Anda. Kidung-kidung pujian melantun dari
dalam tempat ibadah tersebut. Anda boleh saja masuk, namun ingatlah untuk tetap
menjaga sopan santun.
Di sini, Anda bisa melakukan ramalan kuno Ciam Si. Ciam Si
merupakan ramalan yang berdasarkan syair-syair kuno China. Beberapa batang
bambu seperti sumpit lebar diletakkan dalam wadah bambu bulat. Masing-masing
batang bambu berisikan nomor.
Wadah bambu kemudian dikocok hingga mengeluarkan satu batang
bambu. Dari nomor yang tertera di batang bambu, tinggal mencocokannya dengan
kotak yang berada di sisi kiri dinding. Nah, di kotak tersebut kertas berisikan
ramalan. Ramalan tertera dalam kanji-kanji khas tulisan China. Tetapi tenang saja,
ada terjemahan dalam Bahasa Indonesia.
Ritual melakukan Ciam Si sebenarnya tak sesederhana itu. Sebelum
mengocok, seseorang harus memanjatkan doa permohonan terlebih dahulu kepada
Dewi Kwam Im. Baru kemudian dua keping kayu untuk mendapatkan izin dari Dewi.
Mau yang lebih sederhana? Berjalanlah terus ke belakang vihara.
Anda akan berkenalan dengan kodok yang membawa koin, simbol dari keberuntungan.
Di depan patung kodok raksasa terdapat kolam air. Di tengah kolam tersebut
terdapat lonceng.
Menariknya, pengunjung dipersilahkan melempar koin ke lonceng.
Jika lonceng terkena koin, konon doanya akan terkabul. Terdengar mudah?
Nyatanya, terdapat replika koin China, koin kuno yang memiliki lubang di
tengah, menghalangi lonceng ini. Koin replica raksasa tersebut berputar-putar
mengelilingi lonceng. Sementara lonceng berada di tengah-tengah lubang koin.
Sebelum melempar koin, pilih dulu posisi melempar. Di tepi kolam
terdapat 5 bagian, yaitu “Bahagia”, “Harta”, “Panjang Umur”, “Kedudukan atau
Pangkat”, dan “Keberuntungan”. Nah, berdirilah sesuai permohonan yang Anda
inginkan, lalu lempar koin ke arah lonceng.
Vihara Ekayana memang begitu unik. Sebagai tempat beribadah,
tempat ini menawarkan kunjungan menarik bagi wisatawan. Tak heran, jika di
hari-hari libur, wisatawan maupun umat memadati tempat ini. Mereka seakan
ditarik pesona pagoda yang menyapa dari kejauhan.
Sahabat saya yudhi dan istrinya lagi action, momennya sangat
bagus saya ambil, ini salah satu perjalanan kami saat acara Pertemuan Mantan
Pengurus Aktivis Pramuka tahun 2017 di Manado.
========= AYOO JELAJAH INDONESIA ========
No comments:
Post a Comment