Candi Cangkuang merupakan candi
Hindu yang bisa dilihat di Kampung Pulo, Cangkuang, Kecamatan Leles, Garut. Ini
pertama kali ditemukan tahun 1966 oleh tim peneliti yang salah satunya bernama
Uka Tjandrasasmita. Penelitian ini dilakukan berdasarkan laporan dalam buku
sejarah mengenai adanya arca Siwa dan makam Muslim di bukit Kampung Pulo.
"Di Cangkuang itu ada sebuah arca Siwa dan makam Arif Muhammad, tidak menjelaskan adanya candi. Lalu Uka Tjandrasasmita curiga ada apa gerangan. Karena kalau ada nama Muhammad sudah jelas nama Muslim, sedangkan Siwa nama dewa dalam agama Hindu.
"Di Cangkuang itu ada sebuah arca Siwa dan makam Arif Muhammad, tidak menjelaskan adanya candi. Lalu Uka Tjandrasasmita curiga ada apa gerangan. Karena kalau ada nama Muhammad sudah jelas nama Muslim, sedangkan Siwa nama dewa dalam agama Hindu.
Setelah digali, ditemukan fondasi
berukuran 4,5x4,5 meter dan puing-puing candi yang berserakan. Tidak ada
keterangan jelas siapa atau kerajaan apa yang membangun candi, tapi dilihat
dari batuannya dan kesederhanaan bentuk, Candi cangkuang diperkirakan didirikan
pada abad ke-8.
"Tidak diketahui candi ini
peninggalan siapa. Kata mang gettek yang membawa kami menyeberang.Batuan yang
ditemukan tersebut kemudian dikumpulkan, tapi hanya 40% puing candi yang
terkumpul. Akhirnya, candi tetap dipugar dengan puing yang ada ditambah batu
yang dicetak agar mirip dengan perkiraan bentuk aslinya.
"Yang terkumpul hanya 40%
saja tapi mewakili seluruh bangunan candi. Dengan berbagai pertimbangan, Candi
Cangkuang dipugar tahun 1974-1976 tapi yang aslinya 40%. Yang 60% dicetak di
wilayah ini sehinggga kelihatan bentuknya yang asli," kata si mamang
getek.
Setelah selesai dipugar, jadilah
Candi Cangkuang dengan ukuran 4x18x8 meter. Arca Siwa yang sebelumnya telah
ditemukan di simpan di dalam candi. Nama candi juga diambil sesuai nama daerah
setempat.
"Setelah selesai, diberi
nama Candi Cangkuang sesuai nama tempat ditemukan. Nama cangkuang diambil dari
nama pohon pandan," ucapnya.
Hingga kini, Candi Cangkuang
masih berdiri tegak di sebelah makam Arif Muhammad di Kampung Pulo dan sudah
menjadi kawasan cagar budaya. Keberadaan candi Hindu dan makam Muslim yang
bersebelahan ini juga menggambarkan keharmonisan umat beragama penduduk
setempat.
======== AYOO JELAJAH INDONESIA ========
======== AYOO JELAJAH INDONESIA ========
No comments:
Post a Comment