Tepat
dibawah perut pasar besar tuban dengan sejuta kegiatannya tersimpan dengan rapi
Lukisan akan keindahan perut bumi Indonesia. Tepat sekitar 10 -15 meter kedalam
kita akan menemui sebuah Goa yang sangat indah dan menyimpan cerita panjang di
dalamnya, Goa Akbar namanya. Sebuah nama yang cukup tepat untuk menggamparkan
betapa akbarnya goa ini sebenarnya.
Untuk menjangkau goa ini
sangat mudah sekali, karena goa ini terletak di pusat kota Tuban. Jika kita
sedang berziarah ke Makam Sunan Bonang kita bisa menaiki becak yang berjejer
rapi sepanjang jalan untuk mengantarkan kita. Ataupun jika kita membawa
kendaraan kita dapat menuju pasar baru tuban, maka petunjuk arah pun sudah
sangat jelas. Dari komplek perkiran bus ziarah Sunan Bonang pun sangat dekat,
hanya sekitar 200 meter berjalan kaki. Tiket masuk pun tergolong cukup murah
hanya Rp. 5000 per orang.
Konon menurut cerita sekitar
500 tahun lalu, Sunan Bonang sedang melakukan perjalanan. Ketika menemui goa
ini, Kanjeng Sunan Bonang terpesona dan seketika berucap, “Allahu Akbar”.
Konon, sejak itulah, goa yang terletak di tengah Kota Tuban itu disebut Goa
Akbar. Versi lain diceritakan, karena sekitar goa banyak dijumpai pohon Abar.
Masyarakat setempat kemudian menyebutnya Ngabar.
Berdasar buku yang dihimpun Dinas Pariwisata
Seni dan Budaya Kabupaten Tuban, kata Ngabar berasal dari bahasa Jawa yang
berarti latihan. Konon, goa ini pernah dijadikan tempat persembunyian untuk
mengatur strategi dan latihan ilmu kanuragan prajurit Ronggolawe, yang ketika
itu berencana mengadakan pemberontakan ke Kerajaan Majapahit. Pemberontakan itu
disulut oleh ketidakpuasan Ronggolawe atas pelantikan Nambi menjadi Maha Patih
Majapahit. Karena seringnya dijadikan tempat latihan, goa dan daerah
sekitarnya dijuluki Ngabar, yang kemudian seiring waktu menjadi nama dusun
yaitu Dusun Ngabar, Desa Gedongombo, Kecamatan Semanding. Cerita mengenai asal
usul ini memang berkembang bervariasi. Pastinya, kata Akbar itu kini
dipergunakan Pemerintah Kabupaten Tuban sebagai slogannya. Akbar bermakna Aman,
Kreatif, Bersih, Asri, dan Rapi.
Goa Akbar mengandung kisah keagamaan sangat
tinggi. Diceritakan, konon Sunan Bonang mengetahui goa ini karena diajak Sunan
Kalijogo yang saat itu masih bernama RM Sahid. Bila disimak cerita pada relief
di dinding sebelah utara pintu masuk, digambarkan RM Sahid yang adalah putra
Bupati Tuban ke-9 yang bernama Wilotikto diusir dari rumah karena bertabiat
kurang baik. Karenanya ia dipanggil dengan nama Brandal Lokojoyo. Pertemuannya
dengan Sunan Bonang di Kali Sambung, Brandal Lokojoyo mengatakan kalau rumahnya
di goa. Alkisah, setelah ia terusir, RM Sahid memang tinggal di Goa Akbar.
Perjalanan spiritual RM Sahid alias Brandal Lokojoyo kemudian menemui jalan kebenaran,
dan terakhir menjadi Sunan Kalijogo. Beberapa tempat di Goa Akbar akhirnya
dipercaya sebagai tempat perjalanan religius Sunan Kalijogo dan Sunan Bonang,
di samping wali-wali yang lain.
Begitu memasuki goa dengan luas kurang lebih
1 ha ini maka kalimat saya yang terucap adalah “Allahu Akbar”, setiap
saya berkunjung pun perasaan takjub akan maha karya Tuhan selalu terulang. Jauh
dari perkiraan wisatawan tentang goa yang gelap dan berbau kotoran kelelawar,
kini di dalam goa telah dibangun jalur dari paving block yang dibatasi oleh
pagar steinless steel. Selain pagar pembatas, di lintasan sepanjang 1,2
kilometer itu tertempel larangan balik arah, agar pengunjung tidak sampai
kebablasan tanpa memperhitungkan keselamatan. Di sana juga terdapat sumber air
yang bernama Kedung Tirta Agung.
Stalaktit dan stalagmit yang muncul di dalam
goa pun semakin indah akibat pantulan pantulan sinar lampu. Ornamen Ornamen gua
pun diberi nama tersendiri mengikuti akan bentuknya, sungguh unik. Sepanjang
lintasan ini terdapat setidaknya tiga ruang besar semacam hall. Ruang besar ini
kerap menjadi terminal pengunjung untuk bersantai sejenak. Di akhir perjalanan
terdapat semacam hall yang dinamakan Paseban Para Wali atau tempat
para wali menyampaikan fatwa dan ajaran agama. Di tempat ini juga terdapat stalaktit
dan stalagmiy yang seakan menjadi hiasan ruangan ini, sungguh indah dan tetap
nuansa religi masih kental terasa, ditambah dengan adanya batu-batu besar yang
terletak di bagian depan ruang, seakan menjadi podium bagi pembicara. Beberapa
tempat di Goa Akbar akhirnya dipercaya sebagai tempat berkumpul dan
bermusyawarah para sunan pada jaman dahulu kala.
Seiring beragamnya cerita yang menyelimuti, Goa
Akbar memiliki banyak ruang dan ornamen batu dalam berbagai bentuk, yang memiliki
jalinan kisah tersendiri. Kisah itu berkaitan dengan sejarah wali-wali dalam
melakukan syiar agama di desa-desa hingga kawasan pantura.
========== AYOO JELAJAH
INDONESIA ==============
No comments:
Post a Comment