Banten menjadi sebagai salah pilihan wisata menarik karena air
terjunnya. Banten memang
banyak menyimpan air terjun cantik, salah satunya adalah air terjun atau Curug Cigumawang. Curug Cigumawang berada
di Desa Kadu Bererum, Kecamatan Padarincang, Serang, Banten. air terjun ini
memiliki ketinggian kurang lebih 40 meter.
Air dari curug
ini berasal dari sumber mata air yang berada di Gunung Buntu. Jika anda
menelusuri mata air ini maka akan terlihat sebuah batu yang sangat besar
menutupi sumber air sehingga terbentuk sungai kecil yang mengalir melewati
sebelah kanan curug tersebut. Selain itu, lokasi Curug Cigumawang juga
sering dijadikan tempat untuk berbagai kegiatan seperti outbond, dan camping.
Lokasinya yang dipenuhi oleh berbagai jenis pepohanan hijau dan rindang
menjadikan objek wisata Curug
Cigumawang menjadi lokasi wisata yang banyak dikunjungi
oleh wisatawan terutama wisatawan lokal, untuk menikmati sensasi udara segar
dan menyejukkan disekitar Curug Cigumawang.
Selain itu,
lokasi disekitar Curug
Cigumawang yang banyak terdapat tebing-tebing tinggi, juga
dijadikan sebagai salah satu lokasi untuk melakukan kegiatan atau olahraga
Panjat Tebing oleh wisatawan yang menyukai kegiatan penuh dengan tantangan
tersebut. Asal mula nama Curug
Cigumawang berasal dari bahasa sunda yang artinya bawang.
Hal ini dikarenakan pada tahun 1970-an, penduduk setempat yang tinggal di dekat
curug ini melihat debit air yang jatuh membentuk bawang, sehingga disebut Cigumawang.
Beberapa mitos
disana menyebutkan, jika sepasang kekasih datang ke Curug ini maka dipastikan
akan menikah. Bukan itu saja, air Curug
Cigumawang juga dipercaya bisa menyembuhkan berbagai macam
penyakit. Curug Cigumawangdi
Kabupaten Serang ini juga telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang
wisata lainnya. Berbagai fasilitas umum seperti ruang ganti yang dapat
digunakan untuk mengganti pakaian sehabis bermain air, tempat ibadah berupa
Musholla bagi umat beragama islam, serta beberapa toilet umum. Anda juga dapat
menemukan beberapa warung-warung sederhana yang menjajakan berbagai jenis
makanana dan minuman ringan disana.
Karena lahan
parkirannya belum ada, maka area parkirannya berada di dekat rumah warga
sekitar.
Kami sekeluarga
dua kali kesini, pertama membawa kendaraan roda 4, sangat susah saat berpapasan
dengan kendaraan roda empat lainnya, karena jalan hanya bisa di lalui oleh 1
kendaraan roda 4, karena susah kami memutuskan untuk kembali dan membatalkan
perjalanan.
Di hari
berikutnya kami kesana menggunakan kendaraan roda dua, dan hasilnya…wow…..keren…
========= AYOO JELAJAH
INDONESIA ========
No comments:
Post a Comment