Sarung
Samarinda atau Tajong Samarinda
adalah jenis kain tenunan tradisional yang bisa didapatkan di Kota Samarinda,
Kalimantan Timur. Sarung ini ditenun dengan menggunakan Alat Tenun
Bukan Mesin (ATBM) yang disebut Gedokan. Produk yang dihasilkan untuk
satu buah sarung memakan waktu 15 hari. Ciri khas Sarung Samarinda adalah bahan
bakunya yang menggunakan sutera yang khusus didatangkan dari Cina. Sebelum
ditenun, bahan baku sutera masih harus menjalani beberapa proses agar kuat saat
dipintal.
Sehelai sarung
yang dihasilkan pengrajin biasanya memiliki lebar 80 centimeter
dan panjang 2 meter. Dengan
ukuran sarung sebesar itu pasti ada jahitan sambungan di bagian tengahnya yang
dibuat dengan menggunakan tangan. Sarung asli tidak pernah disambung
dengan menggunakan mesin jahit. Inilah salah satu cara untuk membedakan kain
yang asli dari yang palsu atau buatan mesin pabrik.
Kerajinan tenun sarung
ini pada mulanya dibawa oleh pendatang suku
Bugis dari Sulawesi
yang berdiam di kawasan Tanah Rendah (sekarang bernama Samarinda Seberang)
pada tahun 1668.
Meskipun Samarinda berada di Kalimantan
Timur, rupanya kebudayaan menenun sarung di Samarinda
tersebut dibawa oleh masyarakat Bugis yang mencari suaka di Kerajaan Kutai
Kartanegara akibat perjanjian Bungaja antara Kerajaan
Gowa
dan Belanda
sekitar abad ke-16. Orang Bugis pendatang inilah yang mengembangkan
corak asli tenun Bugis
menjadi tenun Samarinda.
Warna yang dominan adalah
warna-warna tua dan kontras. warna-warna yang dominan adalah: hitam,
putih,
merah,
ungu,
biru
laut,
dan hijau.
sedangkan warna lain hampir tidak pernah tampil. Corak yang dibuat dalam Sarung
Samarinda sangatlah beragam, serta memiliki makna dan nilai filosofi
masing-masing.
Alhamdulilah kami dari
purna Pramuka yang tergabung dalam PADK berkesempatan hadir disini dan
menikmati indahnya Samarinda Seberang.
======== AYOOOO JELAJAH INDONESIA =========
No comments:
Post a Comment