Tak akan bisa dihabiskan dalam waktu satu hari untuk
mengunjungi situs-situs bersejarah saat liburan di Bogor. Ada begitu banyak peninggalan
sejarah yang tersebar di wilayah Bogor Raya (Kota dan Kabupaten). Selain itu,
beberapa di antaranya berada di lokasi yang tak gampang dijangkau. Tempatnya
terpencil, harus jalan kaki untuk mencapainya karena tak ada kendaraan yang
bisa digunakan berhubung lokasinya berada di lereng gunung. Namun demikian, tak
akan menyesal dan akan sangat bermanfaat bila acara berwisata di Bogor diisi kegiatan-kegiatan bernas yang
salah satunya adalah mengunjungi tempat bersejarah.
Salah satu lokasi yang disarankan untuk dikunjungi adalah
area pemakaman raja-raja Islam di Kampung Garisul, Desa Kalongsawah yang masuk
wilayah Jasinga. Berjarak sekitar 32 km dari arah Kota Bogor. Lokasinya sekitar
500 meter dari jalan raya. Untuk sampai di kompleks pemakaman raja-raja Islam
abad ke-19 M ini, kita harus berjalan kaki dan sebagian jalan setapak yang
disusuri berada persis di tepi Sungai Cidurian. Bagi yang suka wisata alam,
menyusuri pinggiran sungai tentu sangat menyenangkan. Bahkan kalau mau, kita
bisa turun ke sungai untuk bermain air.
Menengok arti Garisul yang merupakan nama kampung tempat
kompleks makam ini berada, Garisul merupakan sebuah kata dari bahasa Sunda yang
bermakna tanah yang tidak rata. Ada pula yang menyatakan bahwa Garisul
merupakan singkatan dari garis batas penyusulan. Bila melihat kontur tanah yang
tidak rata alias turun naik dan makam tersebut berada di atas area yang lebih
tinggi, tak aneh bila kampung itu dinamakan Garisul.
Di area pemakaman seluas kurang lebih 5000 M2,
makam raja-raja Islam berada di puncak bukit di bawah cungkup. Ada sembilan
makam yang berada di tempat tersebut. Di situ terdapat makam Syeh Arifudin
Mandiri Langlangbuana Jagat, Syeh Mangkubumi, Syeh Daud bin Maulana Mansur
Cikadueun, Syeh Ishak bin Abdullah, dan makam seorang putri raja Kediri. Di
sekeliling makam utama itu terdapat makam para syuhada penyebar agama Islam
pada masa itu. Kalau dilihat bentuk nisannya yang terbuat dari batu cadas dan
terdapat tulisan Arab gundul, situs Garisul ini dipengaruhi gaya Banten Lama.
Bentuk dari nisan yang ada ternyata juga mempunyai arti. Nisan berbentuk gada
menandakan yang disemayamkan adalah laki-laki, sedangkan yang pipih untuk
perempuan. Batu nisan yang diperuntukkan para raja lebih besar dibandingkan
nisan-nisan yang berada di sekelilingnya.
Di hari biasa, tidak banyak pengunjung di kompleks pemakaman
kuno itu. Paling juru kunci makam yang ada di situ karena memang tugasnya
merawat dan membersihkan makam. Berbeda sekali bila bulan Maulud, kompleks
makam ini penuh pengunjung sampai-sampai sebagian pengunjung tak bisa masuk ke
dalam makam utama yang bercungkup. Sekarang Anda tinggal atur jadwal saja kapan
mau berkunjung ke makam raja-raja Islam yang ada di Garisul itu.
Alahmdulilah saya beberapa kali lewat disini tapi baru satu
berkesempatan mampir di sini.
assalamualaikum. adalagi kompleks makam di area jasinga yang lainnya,seperti situs di gunung kulantung tepatnya dideket desa babakan jasinga,juru peliharanya bernama ujang ansori
ReplyDelete