Tuesday, 11 April 2017

GOA GARUNGGANG

Melepas penat usai bekerja selama satu minggu penuh tentunya menjadi saat yang ditunggu-tunggu bagi orang seperti saya, yang satu minggu penuh bekerja di Propinsi Banten, Bandar Lampung dan Kalimantan Barat, bagi siapa saja yang berencana untuk mengisi liburan akhir pekan dengan menikmati nuansa alam yang menantang, maka Kabupaten Bogor bisa menjadi alternatif.

Kabupaten Bogor hingga kini masih menjadi salah satu destinasi yang tak akan habis dijelajahi, mengingat kawasan yang berada di selatan Ibu Kota Jakarta itu memiliki banyak sekali tempat wisata alam. Salah satunya adalah Situs Garunggang.
Situs Garunggang sendiri merupakan kawasan bentang alam yang tersembunyi di antara hutan di kawasan Sentul, Bogor. Kawasan ini, memiliki keunikan berupa situs batu kapur berlapis yang terbentuk jutaan tahun lalu. Lapisan-lapisan batu kapur ini terbentuk menyerupai labirin atau celah-celah selebar orang dewasa.
Akhir-akhir ini, kawasan tersebut menjadi populer setelah pengunjung mengunggah foto dan informasinya di sosial media (sosmed).

Menurut keterangan warga sekitar, nama Garunggang diambil dari bahasa Sunda "Garung" yang berarti semak belukar. Konon, Garunggang dulunya memang berupa tumpukan tanah bebatuan yang ditutupi oleh semak belukar liar. Setelah menyadari akan potensi dan manfaat kawasan tersebut, masyarakat bergotong-royong untuk membersihkan semak-semak dan menyulapnya menjadi kawasan wisata alam yang menarik.

Camping Ground, Mountain Bike dan Off Road
Kawasan ini juga kerap menjadi lokasi untuk berkemah atau 'camping' pada setiap akhir pekan. Pengunjung biasanya menghabiskan waktu sehari dua malam untuk berkemah dan kegiatan alam lainnya.
Selain itu, kawasan yang masuk dalam pemerintahan desa Tajur ini juga menjadi tempat singgah para off rider atau pehobi motor trail dan sepeda gunung atau mountain bike. Di sekitar lokasi juga terdapat warung yang menjual aneka makanan dan minuman ringan hingga toilet umum.

Pesona Goa Garunggang
Salah satu yang juga menjadikan kawasan ini menarik adalah sebuah goa yang berada dalam satu kawasan bernama Goa Garunggang. Goa ini memiliki keindahan di antara lorong-lorong hingga stalaktit (batangan kapur yang terdapat pada langit-langit gua dengan ujung meruncing ke bawah) dan stalagmit (susunan batu kapur berbentuk kerucut berdiri tegak di lantai gua) yang menarik. Warga yang merupakan pengelola, telah menyediakan anak tangga untuk memasuki goa yang masih dihuni oleh kawanan kelelawar.

Di dalam goa juga terdapat aliran sungai dari dalam tanah. Untuk masuk ke dalam goa, tentunya pengunjung disarankan menggunakan pengaman dan penerangan berupa helm, cover (baju khusus caving), sepatu boot atau sandal gunung juga senter.
Aliran sungai bawah tanah dan tetesan air dari atap goa menambah kesan tersendiri bagi siapa saja yang masuk ke dalamnya. Disarankan bagi pengunjung untuk tidak menyentuh stalaktit dan stalagmit di dalam goa, apa lagi mengambilnya, karena proses pembentukannya memakan waktu yang sangat lama.

Ekowisata
Selain sebagai tempat wisata, Situs Garunggang juga dilestarikan guna menjaga keseimbangan alam. Berangkat dari kesadaran lingkungan, upaya untuk menjaga kelestarian oleh swadaya masyarakat dalam hal ini diwakilkan oleh penjaga situs, seorang tetua bernama Pak Ajum atau biasa dikenal dengan Abah Ajum. Beliau yang selama ini dipercaya oleh warga untuk merawat dan menjaga kawasan tersebut agar bisa dinikmati siapa saja dalam jangka panjang.
Kebersihan dan penghijauan menjadi fokus utama kakek 75 tahun yang sudah sejak 2007 tahun lalu telah membuka dan merawat kawasan tersebut. Para pengunjung diharapkan tidak melakukan hal-hal yang dapat merusak alam saat berkunjung.
"Abah Ajum sempat berbicara dengan kami namun menggunakan bahasa sunda, kami tidak mengerti apa yang disampaikan oleh beliau, kami hanya senyum dan bersalaman dengan beliau”.
Selain menjaga situs, Abah Ajum juga menanam beberapa jenis tanaman heterogen seperti pohon mahoni, beringin, akasia, sengon, jati juga tanaman pangan seperti ketela pohon, pisang, kluwek dan beberapa jenis tanaman obat.

Rute Menuju Lokasi
Untuk mencapai lokasi situs memang membutuhkan perjuangan yang tidak gampang. Rute yang paling mudah dilalui adalah dengan melewati jalur Bogor menuju kawasan wisata "The Jungle Land" sebelum menuju Goa kami terlebih dahulu ke mampir dan menikmati keindahan dan kesejukan curug Handeuluem Leuwi Asih.
Dari curug Handeuluem Leuwi Asih kami berjalan kaki menuju Goa, kami menggunakan  guide (pemandu wisata) warga lokal yang bernama Ismail, dengan tarif sukarela. Disarankan memang untuk memakai jasa pemandu wisata mengingat rute untuk menuju lokasi situs masih minim penunjuk arah dan melewati medan yang cukup menguras tenaga.
Sepanjang perjalanan kami menemukan pemandangan yang sangat Indah, beberapa tempat kami selfie dulu.
Sebenarnya ada dua jalur yang bisa ditempuh, yakni dengan berjalan kaki dari pintu masuk atau dengan sepeda motor. Akan tetapi tidak disarankan menggunakan sepeda motor apabila hujan, dikarenakan medan akan licin dan berlumpur sehingga sulit untuk dilalui.
Pemandangan perbukitan Sentul Bogor yang eksotis akan menyapa pengunjung dalam perjalanan menuju situs. Lahan persawahan, perkebunan milik warga hingga hutan pinus menenami setiap langkah.
Karena medannya berupa bukit yang terdiri dari tanjakan dan turunan, maka disarankan bagi pengunjung untuk menggunakan alas kaki yang sesuai untuk tracking. Perjalanan dari pintu masuk menuju situs bisa ditempuh sekitar satu hingga dua jam jalan kaki atau 30 menit menggunakan sepeda motor.


 








=========  AYOOOO  JELAJAH  INDONESIA =======




No comments:

Post a Comment